Selain Bung Fiersa Besari penulis favorit Junitha dengan novel-novelnya yang easy, dalem banget di setiap goresan aksaranya, ada lagi nih penulis Indonesia yang 11:12 sama Bung Fiersa, gaya menulisnya ringan, bersenandika dengan banyak cerita yang dalem banget, siapa lagi kalau bukan Boy Candra. Kali ini Junitha akan mereview salah satu buku miliknya berjudul "Senja, Hujan, dan Cerita Yang Telah Usai". Ini adalah buku non fiksi kedua milik laki-laki kelahiran 21 November 1989.
Kenangan adalah sesuatu yang terkadang menjelma jadi pisau, menusuk jantung paling dalam. Namun, tak jarang adalah hal yang mendatangkan rindu di kala hujan dan senja. Selalu ada pelajaran atas segala perasaan, meski terkadang tak tersampaikan.
Hmmm ... gimana sudah bisa ditebak dong gaya penulisannya dalem banget. Oya buat sahabat yang masih gagal move on baca deh buku ini, biar nggak penasaran dengan isi buku yang satu ini, Juntha akan mengulasnya special utuk sahabat Junitha Hornet's Story. Yuks chek this out ...
Review Buku Boy Candra Senja, Hujan, dan Cerita Yang Telah Usai
Identitas Buku :
Judul : Senja, Hujan, dan Cerita Yang Telah Usai.
Penulis : Boy Candra.
Penerbit : Media Kita.
Jumlah Halaman : 240 Halaman.
Ukuran Buku : 13x19 cm.
ISBN : 979-794-499-9.
Blrub :
Buku ini saya persembahkan untuk orang-orang yang pernah kusukai, hingga susah melupakan. Untuk orang-orang yang pernah mencintai, tapi di khianati, juga yang pernah mengkhianati, lalu menyadari semua bukanlah hal baik untuk hati. Kepada orang yang jatuh cinta diam-diam, suka pada sahabat sendiri, tidak bisa berpaling dari orang yang sama, dan hal-hal yang lebih pahit dari itu. Saya pernah ada diposisi kamu saat ini. Mari mengenang, tapi jangan lupa jalan pulang. Sebab, setelah tualang panjang ke masa lalu, kamu harus menjadi lebih baik, dan mulailah menata rindu yang baru. Katakan kepada masa lalu : Kita adalah cerita yang telah usai.
Review Buku :
Cover :
I like black and white. Yup, sampul buku ini simple banget loh sahabat, berwarna hitam dan putih, dengan ilustrasi bergambar rintik hujan, sebuah kursi kosong dan juga payung berwarna hitam, ada makna dibalik gambar itu tentunya, dari kacamata Junitha sih nampak ada kesedihan dari gambar itu yang menggambarkan isi buku
Cover belakang pun sama dengan cover depan, nuansa hitam dan putih dengan ilustrasi rintik hujan, ada judul buku, sinopsis, dan juga penerbit, jadi makin penasaran nih sama isi bukunya ....
Isi Buku :
Dalam buku ini penulis menjadi tokoh "Aku", yang menuliskan tentang kisah perjalanan hidupnya, tentang cinta, kesedihan, perpisahan, dan tentang sebuah kebahahagiaan yang menjadi tujuan akhir hidupnya. Buku ini semacam catatan harian penulis yang dibukukan.
Buku ini berisi tujuh bab, yang masing-masing bab memiliki kisah berbeda-beda, dari cerita suka maupun duka. Kita intip yuk daftar isinya ....
- Bab 1 : Hujan dan hal-hal yang disimpan.
- Bab 2 : Senja yang manja dan luka yang membalut dada.
- Bab 3 : Terima kasih pernah ada, meski sekadar rahasia.
- Bab 4 : Kepada seseorang yang betah dalam ingatan, meski kamu tak lagi kubutuhkan.
- Bab 5 : Semkin aku cinta kamu, semakin kita saling menusukan pisau.
- Bab 6 : Kepada diriku : Dengarkan ini dengan baik-baik.
- Bab 7 : Sebab, kini kamu telah denganku. Kenangan lalu biarlah masa lalu.
Sudah bisa menebak-nebak dong sahabat isi buku ini sangat familyar, hal yang sering kita lihat atau pun mengalaminya sendiri. Tentang perjumpaan, dan perpisahan dengan cerita panjang dalam setiap kisahnya.
Setiap cerita dalam buku ini, penulis menyisipkan beberapa quotes yang menarik, ada yang bikin baper, ada yang menyayat hati, dan ... dan ... dan baca sendiri aja sih saran Junitha, biar puas hehehe.
Pahamilah dengan baik, cinta yang baik akan membuat perasaan kita baik-baik saja. Halaman 46.
Pelan-pelan, semua perasaan itu akan menghilang. Dan, tidak akan pernah lagi kubiarkan kamu pulang untuk mengulang. Halaman 168.
Membiarkan diri pergi dalam keadaan masih mencintai adalah salah satu hal yang paling susah dijalani. Halaman 196.
Kelebihan Buku :
Dengan tampilan cover yang simpel dan warna tidak begitu mencolok menjadikan buku ini terlihat elegan, selain itu dalam beberapa kisah yang ada dalam buku ini penulis memberikan pesan positif untuk kita untuk tidak larut dalam kesedihan dan juga masa lalu.
Kekurangan Buku :
Penulis menggunakan alur campur, jadi terkesan lompat-lompat jalan cerita di masing-masing bab, jalan ceritanya maju mundur cantik, ada kesan kurang nyambung dari cerita satu ke cerita lainnya, tapi itu sih hanya sebuah penilaian daru Junitha yang masih awam ini dan jangan di ambil hati ya heheh ....
Buat sahabat yang suka dengan hal berbau puitis cocok banget nih baca buku ini, siapin tisue juga ya, ada beberapa kisah yang bener-bener nyesek nih. Buku ini cocok juga dibaca sama anak-anak muda nih, yang memilik tingkat bucinnya tinggi banget, atau yang sedang mencari makna tentang "Cinta".
Sebelum Junitha pamit, Junitha mau bacain salah satu cerita yang ada dalam buku ini, halaman 13 berjudul "Di Kepalaku Tetap Saja Kamu". Junitha suka banget part yang satu ini loh.
Over all Junitha suka dengan isi buku milik Boy Candra ini, yang berjudul Senja, Hujan, dan Cerita Yang Telah Usai. Junitha kasih bintang 4/5 deh untuk buku ini. Buku ini recomended banget buat dibaca.
Terima kasih buat sahabat yang sudah berkunjung ke blog "Junitha Hornet's Story", nantikan review buku selanjutnya yah, terima kasih salam sehat dan bahagia selalu.
Hujan dan kenangan..
BalasHapusAku ketemu pertama kali dg suami saat hujan..hehe
Mbak Junitha konsisten banget baca.. Aku masih pada masa bacain buku anak..wkwk
Ketika ambil buku buat dibaca, anak ngikutin ambil buku minta dibacain..hehe
Aku suka review buku2 nya mbak..kangen baca novel jadinya
Makasih mbak say. Anak²ku dah ga betah dibacain buku mbak sekarang hehhee. Maunya mainan.
HapusWah so swiiiit banget mbak
zulmi, ketemu suami pas hujan. Huja memang misteri ya mbak.
Menceritakan cinta tidak akan pernah habis dalam satu atau dua lembar...:D
BalasHapusBetul pak, oooh cinta deritanya tiada akhir
HapusSalah satu tulisan favoritku adalah tulisan dengan gaya bahasa ringan namun bobot mendalam, ini boleh juga ..
BalasHapusWoww rekomendasi sekali buku ini untuk para pencari cinta, secara grup literasi daerah kami lagi mencari cerita seperti ini untuk tambahan literatur
BalasHapusKata katanya, pinter banget milihnya ya Boy Candra ini. Baru baca satu paragraf saja sudah bisa termehek mehek.
BalasHapusBaru baca review sudah melo gini, apalagi baca bukunya. Kisah yang pernah ada itu kadang tiba-tiba pengen dikenang
BalasHapusSelain buku nya yang asyik, penulis review juga hebat. Bisa membawa pembaca, duh.. Jadi tertarik, padahal setiap baca buku, jarang banget sape ujung hahah.. Fasar aku
BalasHapusCinta itu tidak kan pernah ada akhirnya jika di tulis atau di ceritakan ya mbaa.. wkwkwkw
BalasHapusCeritanya sedih gak sih? Aku kalau baca novel sedih ikutan nangis juga nih..
BalasHapus#DuhMaluu^^.
.
Btw, makasih reviewnya mba.. Bisa jadi list bacaanku nih :D
mbak, bacaannya mbak junitha tentang hujan terus nih, senja aku suka mbak dulu kalo sumpek gtu sukanya lari ke pantai kenjeran terus menepi di sana. menikmati senja berpulang
BalasHapusbtw nih buku bikin baper ya hahaha aku baca quote2nya saja udah ehem..
Hwah baca reviewnya jadi penasaran baca bukunya. Terima kasih kak informaslnya
BalasHapusPaket komplit Mbak Junn. Semangat terus yaaa
BalasHapusYang tua beneran gak boleh baca nih? Heheheh
BalasHapusKayaknya seru tuh buat mengenang yang sudah lewat
Eaaa
Btw suka konsep review bukunya, ada video gitu
Barakallah
kapan ya aku terakhir baca novel mba wkwkwk sekarang kebanyakan bacanya buku non fiksi apalagi parenting
BalasHapus