header junitha hornet's story

Review Buku Kappa Ryunosuke Akutagawa

1 komentar
Review Buku Kappa Ryunosuke Akutagawa
Salam literasi ....
Hai Sahabat, Time to Review. Yup kali ini Junitha akan mereview sebuah buku "Sastra Clasic Dunia" milik Ryunosuke Akutagawa seorang sastrawan yang lahir di Tokyo Jepang. Sebagian besar karya Akutagawa ini berupa cerpen, ia tidak pernah menulis novel panjang. Hmmm .... Junitha banget nih heheh.

Kappa - Ryunosuke Akutagawa

Akutagawa dipandang  sebagai salah satu sastrawan terkemuka di Jepang. Banyak yang menganggapnya setara dengan  dengan Gustave Flaubert. Selain Kappa, buah penanya yang terkenal antara lain : Rashomon dan Dalam Hujan.

FYI, Akutagawa meninggal di usia muda yaitu 35 tahun akibat bunuh diri. Pesan terakhir yang ditinggalkan kepada sahabatnya berbunyi, 
Hanya kegelisahan yang usulnya tidak jelas.

Ia sendiri pernah berkata,

Seandainya ia bunuh diri, itu karena kabut ketakutan. 

Hiks ... nyesek banget  nggak sih Sahabat. Nah, dalam kesempatan kali ini Junitha akan mereview salah satu karyanya berjudul "Kappa", ini adalah karya terakhir sebelum ia tutup usia.

Review Buku Kappa Ryunosuke Akutagawa

Identitas Buku 

Judul buku : Kappa
Penulis : Ryunosuke Akutagawa
Penerjemah : Winarta Adisubrata
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Jumlah Halaman : 83 Halaman
Ukuran : 14 cm x 21 cm
ISBN : 978-602-424-095-0

Blurb

Kappa menggambarkan karikatur kehidupan masyarakat modern Jepang yang maju setelah mengalami zaman tekhnologi modern, tetapi mengalami kemrosotan derajat rohani. Makhluk Kappa dan masyarakatnya merupakan buah imajinasi Ryunosuke Akutagawa.

Review Buku

Kappa dalam buku ini digambarkan sebagai mahkhluk mitos dari jepang, dijelaskan bahwa Kappa itu mirip anak usia 10 tahun, telanjang berdiri tegak dan dapat berbicara bahasa manusia, kepalanya berambut pendek dan mempunyi lekukan cekung yang berisi air sedikit dan hidup di air, Kappa adalah makhluk anfibi dan mirip katak, makhluk ini biasa keluar di malam hari untuk mencuri semangka, apel dan hasil ladang lainnya. Nah, saat baca buku ini Junitha langsung mengimajinasikan seperti apa makhluk ini.

Kappa ini bercerita tentang testimoni dari seorang laki-laki yang mengalami gangguan jiwa yang menempati kamar no 23 di sebuah rumah sakit jiwa. Laki-laki tersebut bercerita kepada setiap orang yang menemuinya tentang kisahnya yang pernah terdampar di negeri Kappa. 

Membaca buku kurang dari 100 halaman ini rasanya kita sedang mendengarkan cerita seseorang yang kurang waras dengan ceritanya yang ngawur, apa yang bisa kita percayai dari orang sepeti itu, apakah dia sedang menceritakan hal yang sesungguhnya ataukah ia sedang berkhayal.

Seperti apa kisah yang pernah dialami lelaki itu? 

Awal cerita ketikatokoh utama yaitu laki-laki yang menempati kamar no 23 itu nekat mendaki gunung saat cuaca buruk, ditengah perjalanan ia merasa tak mampu untuk melanjutkan perjalanan dan memutuskan untuk kembali ke penginapan. 

Sebelum kembali ia memutuskan untuk beristirahat terlebih daulu, disaat istirahat inilah laki-laki tersebut merasa ada yang memperhatikannya, ketika menoleh melihat sosok mahkluk, rupanya makhluk itulah yang bernama Kappa.

Laki-laki itu kemudian mendekati makhluk itu kemudian untuk berusaha menangkapnya. Tetapi sayang makhluk kecil itu berhasil melarikan diri. Tak mau menyerah laki-laki itu terus berusaha menangkapnya. Pada akhirnya ia berhasil menangkap kappa tersebut, tetapi ia terjatuh dan pingsan.

Ketika sadar laki-laki itu melihat kappa yang tadi dikejarnya dan ada bebrapa makhluk Kappa yang lainya. Laki-laki tersebut berada dirumah salah satu kappa bernama Dr. Chak. Kappa ini adalah seorang dokter. Ia dibawa rumahna oleh Kappa yang tadi dikejarnya. Kemudia laki-laki tersebut dianjurkan untuk sementara waktu untuk tinggal di negeri Kappa untuk pemulihannya.

Dari sinilah kisah dimulai, laki-laki tersebut terdampar didunia Kappa, ia tinggal di duia itu cukup lama. Banyak hal yang ia temui di negeri itu "Kappa" mengambarkan kehidupan masyarakat modern Jepang yang maju tapi mengalami kemrosotan rohani.

Di dunia Kappa sangat bertolak belakang dengan dunia manusia, penulis mengambarkan sebuah "Penolakan" rentang Realitas yang ada dan kemudian digambarkan dengan kehidupan dunia Kappa.

Review Buku Kappa Ryunosuke Akutagawa

Yup, Kappa adalah novel satire dari jepang yang pertama terbit di era Meiji. Sebuah analisis sosisal tentang budaya jepang yang di samarkan dalam bentuk makhluk lain yaitu Kappa. 
Dalam buku kecil ini penulis berhasil menggambarkan sindiran dari segala aspek dalam kehidupan, dari keluarga, kritik sosial, seni, budaya, politik dan lain-lain semuanya di gambarkan disini dalam dunia Kappa.
Realitas  di dunia Kappa :
  • Kalau ada bayi Kappa yang akan lahir, sebelum lahir bayi Kappa itu akan ditanyai terlebih dahulu, "Apakah kamu ingin dilahirkan atau tidak". Jika dia menolak, maka bayi Kappa tersebut akan langsung lenyap.
  • Kalau di dunia manusia kebanyakan dari pihak laki-laki yang mengejar perempuan,  tetapi di dunia Kappa pihak betinalah yang mengejar jantan apapun caranya.
  • Di Dunia Kappa para Kappa betina sangat mendominasi .
  • Kalau di dunia manusia ada banyak kepercayaan, di dunia Kappa kepercayaannya berupa Modernisme.
  • Di Dunia Kappa mereka menggunakan nama yang sangat singkat, seperti Bag si Kappa petani, Chrack si Kappa dokter, Lab si mahasiswa, Mag si filsuf, Hakim Pep, sang musikus Craback, si kapitalis Gael, dll.
Tokoh-tokoh dalam dunia Kappa ini mereka memiliki kisah masing-masing dari yang sederhana hingga berakhir sangat tragis kehidupannya.

Salah satu satire yang menohok adalah, ada sepanduk di dunia Kappa yang bertuliskan, 
Kalau anda Kapa yang sehat kawinlah dengan Kappa yang kurang sehat untuk melenyapkan kejahatan-kejahatan keturunan. Halaman 17.
Cara penyampaian novel ini semacam sarkas, sama halnya seperti kebanyakan penulis buku Satra Clasiic lainnya, jadi harus benar-benar paham, cerita yang tidak biasa, aneh, penuh imajinasi yang membuat alis mengkerut sampai-sampai harus saya baca berulang kali.

Setelah sekian lama laki-laki itu terjebak di dunia Kappa kemudian ia kembali ke dunia manusia setelah sebelumnya ia di bantu oleh Kappa tua berambut putih dari di daerah pinggiran, kakek tua itu menunjukan jalan keluar, dan berpesan kepada laki-laki itu agar tidak menyesal setelah meninggalkan negeri Kappa.

Setelah lembali ke dunia manusia, laki-laki itu mengalami sedikit kesulitan untuk menjalani kehidupan di dunia nyata, ia merasa aneh melihat manusia. Sehingga laki-laki itu ingin kembali, ia pergi kemana saja yang ia inginkan untuk mencari dunia Kappa, hingga akhirnya ia ditanggakp dan akhirnya masuk rumah sakit jiwa. Ia bercerita bahwa saat di rumah sakit jiwa Kappa-kappa yang telah menjadi temannya masih sering mengunjunginya.

Kelebihan Buku 

Buku ini di angkat dari kisah nyata dari orang yang kurang waras dan mengalami gangguan kejiwaan. Sehingga menarik untuk dibaca, didalamnya banyak ditemukan hal-hal yang tak masuk akal tetapi penulis berhasil membuat penasaran dengan jalan ceritanya.

Kekurangan Buku 

Sama seperti buku-buku Clasik terjemahan lainnya, bahasanya sedikit sulit di mengerti, sehingga harus benar-benar memahaminya.

Itulah review salah satu buku satra clasic dunia berjudul Kappa. Kappa ditulis sesaat sebelum Ryunosuke Akutagawa sang penulis memilih untuk mengakhiri hidupnya di usia 35thn. Persis dengan tokoh Tok seorang penyair dari negeri Kappa, yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, apa sih penyebabnya? nah kan penasaran.

Junitha kasih bintang 4/5. Yang penasaran dengan petualangan selanjutnya "Si lelaki tak waras" itu, buku ini Junitha rekomendasikan buat Sahabat nih.

Terima kasih, semoga review ini bermanfaat ya. Salam sehat dan bahagia selalu.
Junitha Hornet

Junitha Hornet
Selamat Datang di Junitha Hornet's Story Blogger, Cerpenis, dan Penyuka Buku "Menulislah Karena Suka, Maka Kamu Akan Menikmatinya".

Related Posts

1 komentar

  1. Membaca buku sastra memang harus pelan pelan,,biar bisa ngerti isinya ..

    BalasHapus

Posting Komentar