header junitha hornet's story

Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga

34 komentar

Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga

Menjadi Ibu Rumah Tangga Why Not?

Hai Sahabat apa kabar? Terima kasih sudah berkunjung di blog "Junitha Hornet's Story". Nah, pada artikel kali ini aku mau sedikit berbagi pengalaman saat pertama kali memutuskan untuk menjadi seorang "Ibu Rumah Tangga", buat para Ibu dan calon Ibu yang saat ini sedang Worry Persistenly tentang hal itu, semoga artikel ini sedikit mengobati ya. Yups, "Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga".

Tahu nggak sih Sahabat, memutuskan untuk menjadi Full Time Mother pada awalnya sangat tidak mudah untuk di jalani loh, apalagi sebelumnya aku adalah orang dengan banyak kesibukan, aktif dan juga produktif sejak remaja. Sejak dini aku sudah mulai aktif berorganisai, dari mengikuti berbagai kegiatan ekstra kulikuler di sekolah, menjadi anggota OSIS, aktif mengisi majalah dinding, dan lainnya.

Sedikit flashback, sejak duduk di bangku SMU, aku sudah mulai menjadi Announcer di salah satu Radio di kotaku, mencoba bekerja paruh waktu untuk mencari pengalaman dan mencari tambahan uang saku tentunya. Pekerjaan ini tidak lantas menjadikan nilai di sekolahku menurun, justru menjadikan acuan agar aku lebih berprestasi, memberikan contoh positif untuk teman-temanku yang lain, berusaha menjadi remaja yang produktif, dan yang pasti berusaha menjadi kebanggan kedua orang tua.

Saat duduk di bangku kuliah pun aku masih disibukan dengan menjadi penyiar radio sekaligus menjadi Script Writer, dan Programe Director, lagi-lagi pilihanku kali ini tidak lantas mengganggu kuliahku, aku sangat menikmati rutinitas itu, dan dengan basic menjadi penyiar radio inilah aku dengan mudah mendapat jobs, menjadi Master of Ceremony (MC) di berbagai acara, dari acara musik, ulang tahun, lounching sebuah produk dan lain-lain. Pekerjaan ini aku jalani hingga menikah. 

Tahun 2012. Ini adalah tahun yang bersejarah buatku. Satu bulan sebelum anak pertamaku lahir tepatnya di bulan Januari 2012 aku putuskan untuk Resign dari dunia Broadcasting, pekerjaan yang tidak sedikit orang-orang bersusah payah untuk mendapatkan posisi itu, dan aku adalah salah satu oarng yang beruntung bekerja di bidang itu selama 13 tahun lamanya. Ada yang tahu bagaimana perasaanku saat meninggalkan dunia itu? yang pasti nano-nano sekali hiks ....

“Welcome to the World”

Selamat datang di duniaku yang sesungguhnya. Saat ini aku adalah seorang ibu rumah tangga, dan aku menerimanya dengan senang hati, menjadi ibu rumah tangga dengan 24 jam waktuku dihabiskan di ranah domestik rumah tangga, aku tak lagi menjadi seorang Ibu pekerja kantoran, yang harus berdandan rapi sedari pagi, dengan setumpuk tanggung jawab di tempatku bekerja.

Awalnya tak mudah meninggalkan rutinitas menjadi Ibu pekerja, terkadang terbesit rasa iri hati, tak kala melihat wanita karir dengan berpakaian rapi pergi menuju tempat kerja, atau sesekali bertemu dengan seorang kawan dan bercerita tentang kesibukan pekerjaan mereka masing-masing, aku pun terkadang berguman lirih “Seandainya saja aku masih bekerja”. Pada saat itu merasa diri ini tidak istimewa, tidak ada apa-apanya, merasa tidak berguna, dan sia-sia.

Tetapi semua rasa itu lambat laun menghilang dan menepis saat melihat tumbuh kembang kedua putra putriku, yang ku asuh dengan penuh cinta, mereka tumbuh dengan bahagia, sehat, saleh saleha, aktif dan berprestasi adalah sebuah Reward terbesar untukku. Mereka adalah penghibur dan penyemangat dalam hidupku. 

Selain itu dukungan penuh dari suami yang terus memberiku semangat, dan selalu mengatakan, "Tidak mengapa saat ini menghabiskan waktu di rumah, menjadi madrasah untuk anak-anak, menjaga amanah dengan tulus ikhlas dan mendidik mereka dengan sebaik mungkin, lakukan dengan ikhlas dan penuh keridhaan".  Lega rasanya mendengar hal itu, dan sudah pasti itu sangat menguatkanku. 
Sejatinya menjadi Ibu rumah tangga ataupun menjadi Ibu pekerja adalah sebuah pilihan, dan apapun pilihannya keduanya sama baiknya, kami memiliki alasan masing-masing dengan keputusan yang kami ambil. 
Yang harus kita ingat, apapun pilihannya tidak lantas akan mengubah kodrat kita sebagai seorang Ibu dan juga istri.

Bagaimana, adakah yang memiliki pengalaman yang sama denganku? Berkarir kemudian memutuskan untuk resign dan memilih menjadi seorang Ibu rumah tangga. Jika ada, Fighting!.

Hari berganti, waktu pun berlalu. Terkadang rasa rindu akan dunia broadcasting datang menghampiri, menari-nari di kepalaku, hinggap dibenakku, dan hadir dalam mimpi, duh lebay banget nggak sih? tetapi memang seperti itulah adanya yang aku rasakan. Lalu apa yang bisa aku lakukan? Ya, aku harus menjadi Ibu yang produktif di rumah. 

Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga

Keputusanku untuk menjadi Ibu rumah tangga pun harus kuimbangi dengan menjadi Ibu rumah tangga yang aktif, produktif, dan selalu upgrade ilmu. Dari sinilah kemudian aku menyibukan diri dengan kegiatan yang positif, salah satunya dengan menulis, Ya, menulis adalah salah satu kegiatan yang biasa aku lakukan sejak di bangku SMP. 

Tanpa harus mengabaikan tugas menjadi seorang Ibu dan istri, aku kembali menekuni hobi menulis. Bukan hanya menulis blog dan menulis di jejaring sosial, tetapi aku mulai mengikuti komunitas menulis, baik berbayar maupun yang tidak berbayar, mengikuti lomba menulis cerpen, mengikuti kelas blog, dan lain-lain. 

Berkumpul dengan teman satu frekwensi, meng_upgrade diri dengan ilmu, dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Alhamdulillah sampai saat ini ada 39 buku antologi cerpen yang aku tulis bersama teman-teman lainnya dan beberapa cerpen on proggres, impianku one day memiliki buku solo, Aamiin. 

Aku ingin menebar manfaat dan kebaikan melalui goresan aksara, dan masih terus belajar, belajar, dan belajar tanpa henti. Semoga menginspirasi para Ibu yang lainnya yang memiliki bakat namun masih terpendam dan belum di asah. Ayo Bun, bisa, pasti bisa ya? bergabunglah dengan berbagai komunitas yang membangun, kita belajar bersama dan saling support.

Bergabung Bersama Komunitas Ibu Profesional.

Suatu hari aku bertemu dengan seorang kawan, dan dia memperkenalkanku pada komunitas "Ibu Profesional". Alhamdulillah aku bersyukur, aku yakin ini bukanlah suatu kebetulan, Allah SWT yang merencanakannya dengan sangat indah tentunya. Hingga akhirnya di pertengahan tahun 2021 aku mendaftar untuk mengikuti Ibu Profesional Foundantion 11, dan saat ini sedang bersiap-siap untuk bermain di balai pandang bersama ibu-ibu hebat regional Banyumas Raya. 

Wah, sudah nggak sabar nih mengikuti keseruan dalam komunitas ini, aku sudah mengosongkan gelas dan siap di isi dengan berbagai ilmu yang penuh manfaat tentunya. I'm Very Enthusiastic.

Kabar baiknnya dalam rangka menyambut satu dekade komunitas Ibu Profesioanal, akan diselenggarakan event keren, apalagi kalau bukan Konferensi Ibu Pembaharu #darirumahuntukdunia.

Ada apa saja sih di dalam kegiatan Ibu pembaharu ini? Yups, kabarnya ada beberapa kegiatan menarik yang dapat para Ibu, dan calon Ibu baik member maupun umum untuk mengikuti keseruannya, antara lain : 

  • Saya Ibu rumah tangga dan saya bangga.
  • Perempuan di era digital.
  • Disabilitas Unggul.
  • Ibu dan anak berkarya.
  • Aku berdaya,aku berkarya
  • Lingkungan dan kehidupan yang berkelanjutan.
Gimana, seru kan? Sekalipun hanya menjadi seorang Ibu rumah tangga, kita tetap bisa beraktifitas dari rumah dengan mengikuti beberpa komunitas sesuai dengan passion kita.

Oya, tema di point pertama dalam program konferensi Ibu pembangun ini aku banget ya, "Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga". Sekaligus tema inilah yang aku pilih dalam Sayembara Catatan Perempuan #darirumahuntukdunia. Saat menulis catatan ini terasa ringan dan mengalir, aku tak harus menjadi siapa-siapa cukuplah menjadi diriku sendiri, menjadi Ibu rumah tangga yang bangga akan perannya.  


Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga

Dari Rumah untuk Dunia.

Untukku dan untuk Ibu rumah tangga di belahan dunia manapun, percayalah kita dapat melakukannya. Walaupun hanya di rumah, seorang Ibu rumah tangga mampu memberi manfaat dan tetap produktif, mengembangkan potensi, bakat, minat,  dan dapat bermanfaat secara luas.  

Seperti yang sudah aku singgung sebelumnya, kita bisa memulainya dengan melakukan hobi atau kegiatan yang kita sukai, yang suka masak kita bisa memulainya dengan membuka usaha di bidang kuliner, yang suka menjahit, atau senang berkebun, dan lain-lain. Atau kita bisa memulainya dengan sesuatu yang baru. Apapun itu jika kita lakukan dengan perasaan senang maka kita akan menikmatinya, semua itu berproses, yakinlah kita mampu berdaya Dari Rumah untuk Dunia.

Saya bangga menjadi Ibu rumah tangga, menjadi Ibu yang multitalenta, dalam satu waktu, aku bisa menjadi :
  • Koki terhebat dengan masakan ternikmat untuk keluarga.
  • Menjadi dokter anak yang siaga 24 jam.
  • Menjadi kapster.
  • Menjadi akuntan.
  • Menjadi guru.
  • Kenjadi tukang kebun.
  • Menjadi ahli dalam urusan dekorasi interior dan eksterior.
  • Menjadi teman bermain sekaligus sahabat untuk anak-anak, dll.
Aku bangga menikmati semua itu. Finally. 24 jam waktuku seolah-olah justru terasa kurang rasanya, untuk mendampingi tumbuh kembang mereka. Waktu terasa cepat berlalu, dari bangun pagi menyiapkan segala kebutuhan mereka, menjadi ojek pribadi untuk anak-anak mengantar dan menjemputnya sekolah, mendengarkan cerita keseruan mereka di sekolah, mengantarnya les, ektra kulikuler, mendampingi mereka belajar,membacakan dongeng jelang tidur dan lain-lain.

Stop Insecure.

Mulai sekarang Stop Insecure ya. Nyatanya menjadi Ibu rumah tangga tidaklah seseram yang sebelumnya aku bayangkan, ketakutan merasa sepi, ketakutan tidak memiliki banyak teman, ketakutan tidak bisa berkarya, ketakutan berkurangnya rezeki dari Alloh SWT, dan lain sebagainya. Sejauh kita betul-betul menjalani hari-hari dengan banyak bersyukur, menjadi istri saleha yang taat, In Sha Alloh, hari-hari menjadi ibu rumah tangga akan tetap berwarna, apalagi terus diimbangi dengan selalu berfikir positif. 

Hari-hari  kujalani dengan terus banyak belajar menjadi seorang Ibu yang lebih baik lagi. Anak-anaklah partner terbaiku, kami saling bekerjasama dan bahu membahu, selalu ada cerita menarik di setiap hari yang kami lalui bersama-sama, dan terkadang merekalah sumber inspirasiku.

Dont worry, sekalipun kita hanya sebagai full time mother, kita masih bisa kok menikmati hari penuh dengan warna, kita bisa metime dengan menikmati secangkir kopi di sela-sela kesibukan di dalam rumah, membaca buku, atau nonton film favorit. Be Happy Mom ....
Jalanilah kewajiban menjadi seorang Ibu rumah tangga dengan bahagia, tulus, dan ikhlas. Maka balasannya adalah Jannah_NYA. In Shaa Alloh. Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga. 

Terima kasih Sahabat sudah membaca artikel ini semoga bermanfaat ya. Stay Healty and Happy.  

Junitha Hornet
Selamat Datang di Junitha Hornet's Story Blogger, Cerpenis, dan Penyuka Buku "Menulislah Karena Suka, Maka Kamu Akan Menikmatinya".

Related Posts

34 komentar

  1. Senang banget ya kak ikutan IP, aku pengen ikutan juga tapi karena belum menikah jadi maju mundur gitu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya baru ikut nih mbak, Bismillah nambaj ilmu

      Hapus
  2. Wah, Masha Allah ya mbak. Perjuangan sekali dong pastinya. Dari sibuk diluar menjadi sibuk didalam rumah. Aku baru tahu kalau mbak junet ini pernah bekerja jd announcer. Next, boleh beljar dari mbak junet ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak sempet down dan gampang sensitif, apalagi resign pas punya bayik. Tapi Alhamdulillah bisa melewati itu semua.

      Hapus
  3. Maju terus ibu-ibu rumah tangga yang hebat, untuk putra-putri penerus bangsa yang berkualitas yang diteruskan dari orang tua yang luar biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Bismillah semangat. Dan semua itu bisa berjalan karena ada sosok bapak di belakanh para ibu.

      Hapus
  4. Ciye penyiar radio. Ah keren bgt mba. Ak penasaran gimana suaranya pas muncul di radio. Dulu ak pendengar setia rado soalnya wkwkwk.

    Anyway, switch dari pekerjaan kesukaan vs di rumah aja itu memang gak mudah. I've been there. Pernah insecure juga, ups n downs bgt lah rasanya.

    Tapi bersyukur bgt memang sejak masuk Ibu Profesional stigma2 IRT terpatahkan. Nyatanya IRT juga bekerja dan butuh skill. Nyatanya IRT juga bisa berkarya dan berdaya daei rumah.

    Good luck untuk kita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mbak bersyukur sekalipun menjadi IRT tetapi di kelilingi dengan banyak komunitas yg positif dan masih bisa produktif.

      Hapus
  5. Berokallah sehat2 selaluuu ibuu. Ibu nggak boleh sakit itu bener bgt yaa. Nggak usah sakit deh, ibu badmood aja rumah jd kayak kuburan, syepi syerem.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mom, Ibu adalah jantung keluarga, ibu bahagia seluruh penghni bahagia.

      Hapus
  6. senang banget aku dengar suara mba Junita, renyah gurih gimana gitu wkwk..pantesan udah jadi gitu suaranya, mantan radio announcer. Tahu banget lah rasanya harus berpisah dengan dunia yang sudah membersarkan nama kita hehe...tapi life is choice ya, satu pilihan yang selalu ku syukuri adalah menjadi ibu rumah tangga dan aku bangga !

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak, harus berpisah dengan dunia yang sudah membesarkan nama kita, banyak hal indah suka duka, jalan yang aku pilih pasti sudah diganti dengan rencana Alloh SWT yang jauh lebih indah, aku yakin itu.

      Hapus
  7. Barakallah Mom :D
    memang sulit melepas jaket bernama karir, ada semacam jet lag gitu :D meski nggak mudah bukan brarti menyerah ya Mom, terus gas semangat dengan kesibukan lain yang ternyata berkah juga :D, terutama menjadi seorang ibu rumah tangga ya in sya Allah berkah pahala mengalir deras :D sehat-sehat Mom Junitha sekeluarga :D btw kapan-kapan bikin siaran di podcast aja mom, :D hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya nano-nano banget mbak say, Alhamdulillah sudah terlewati. kadang kalau langi kagen ska dengerin radio hehhee. ide bangus mbak, next kita bikin podcast yuuuk

      Hapus
  8. Setuju sekali mb, mau jadi ibu rumah tangga mau jadi wanita karier adalah pilihan, tapi tetap harus ingat rumah. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul pak gie, besryukur suami selalu mendukung dan menguatkan.

      Hapus
  9. masya allah bener stop insecure sebab itu yang mematahkan semangat untuk terus maju ya mbak padahal ajdi ibu rumah tangga itu luar biasa tanpa membandingkan dg ibu bekerja kedua nya adalah perempuan hebat versi masing2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak hamim, apapun pilihannya tak melupakan kodrat sebagai seorang ibu atau istri. semangat para emak heheh

      Hapus
  10. Mbak, same with me. Aku malah 18 tahun bekerja di luar rumah dan baru 3 tahun ini full mom. Kebayang kadang masih suka kangen mandi pagi-pagi trus berdandan rapi lalu bawa kendaraan menyusuri jalan kota. Lalu diawal bulan terima gaji dan bisa beli-beli tanpa mikir lagi. Tapi nggak pernah menyesal kok memutuskan semua ini. Malah bahagia karena bisa menekuni hobby

    BalasHapus
    Balasan
    1. masa-masa itu ngangenin banget ya bun, bakal jadi bahan cerita anak cucu kelak. hehehheh. semangat berkarya dari rumah ya bun

      Hapus
  11. Semangat selalu mbaaa... Menjadi ibu rumah tangga adalah amanah yang luar biasa, panen pahala dan berbalas syurga... InsyaAllah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masha Alloh Tabarakallah, Aamiin YRA. terima kasih bunda

      Hapus
  12. Ikutan bangga atas pilihan yang kadang dianggap orang terlalu ringan hingga mengorbankan karir. Padahal tak seringan itu, malah berbonus pahala

    BalasHapus
    Balasan
    1. pekerjaan yang kadang tak nampak ya bun, di anggap sebelah mata, tapi Masha Alloh, jannah adalah hadiahnya kelak. Insha Alloh

      Hapus
  13. Masya Allah mbaak Junit,, wah aku mau dong belajar public speakingnya,,,

    Aku merasa tak sendiri,,,

    Aku satu tahun ini baru resign mbak,,dan memang mengalami masa up and down,,
    Tapi aku bangga dan bahagia atas pilihanku ini..
    Semoga Allah meridhoi kita ya mbaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1 tahun masih bergejolak banget ya mbak, pasti rindu masa-masa itu.fighting!

      Hapus
  14. Saya juga mba, walaupun bukan ibu pekerja kantoran, tapi tetap bangga dan bahagia karena bisa full time membersamai perkembangan pertumbuhan anak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu yang tak akan terulang ya mbak say, semangat "Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga".

      Hapus
  15. Seneng banget makin kesini makin banyak yang menyuarakan bahwa menjadi full time mother itu bukanlah "hanya ibu rumah tangga". Dan makin banyak komunitas yang empowering ibu-ibu rumah tangga agar makin berdaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, Alhamdulillah banyak yang saling menguatkan, dan saling suport.

      Hapus
  16. Dari dunia broadcasting yang berhubungan dengan banyak orang, terus tiba-tiba jadi ibu rumah tangga,,, itu pasti bukan hal mudah. Kalau niatnya gak tulus, tekadnya setengah2, pasti gak berhasil. Salut mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, sudah terlewati semua dok. sekarang harus menjadi ibu yang produktif walaupun hanya dari rumah hehe.

      Hapus
  17. Apa yang mbak kerjakan adalah salah satu impianku, wkwk. Cuma waktu dulu aku terlampau insecure, jadi hanya berani memimpikannya saja. Untunglah waktu udah jadi emak2, sempat beberapa kali ngisi acara di radio, mayan lah ya.. bisa ngrasain siaran hahaha.

    Anak IP juga ternyata, tosss dong ah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sekarang mbak marita sudah lebih dari seorang announcher, the best pokoknya, panutan banget.

      Hapus

Posting Komentar